BOROK-BOROK JUM’IYYAH IHYA’UT TURATS
Oleh: Abu Muhammad Abdurrahman Sarijan
Oleh: Abu Muhammad Abdurrahman Sarijan
Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya serta berlindung kepada Allah dari kejahatan hawa nafsu dan kejelakan amalan kita.
Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Allah Azza Wa Jallah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (102) سورة آل عمران.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim” (QS. Ali Imron: 102).
Firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (1) سورة النساء.
“Hai manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu yang telah menjadikan kamu dari satu jiwa dan menciptakan darinya istrinya dan Dia memperkembangbiakkan dari keduanya laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah senantiasa mengawasi kalian” (QS. An-Nisaa’: 01)
Amma ba’du
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kalamullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam. Dan sesungguhnya sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dalam agama dan setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah Neraka tempat kembalinya.
Tsuma amma ba’du
Tulisan berikut adalah sebagai bantahan kepada Al-Akh Abu Salma Al-Atsari, Firanda serta orang-orang yang semanhaj dengan mereka tentang Jum’iyyah Ihya’ut Turats (Al-Hizbiyyah).
Sesungguhnya telah jelas bagi kami (Insya Allah) tentang ke-HIZBI-an Jum’iyyah Ihya’ut Turats dan hal ini tidak samar bagi orang-orang yang tinggal di negeri ini (Kuwait) jika mereka menghendaki dan mencari Al-Haq.
Kami mengetahui dengan mata kepala sendiri apa yang telah dilakukan oleh Jum’iyyah Ihya’ut Turats cabang Jahra maupun Jum’iyyah Ihya’ut Turats melalui da’i Lajnah Syarq Asia. Diantaranya: Jum’iyyah Ihya’ut Turats cabang Jahra telah mengundang tokoh takfiri dari Mesir, Abu Ishaq Al-Huwaini (Daurah pada tanggal 23/9/2005 hingga 30/9/2005, serta pada tanggal 17/2/2006) (Klik disini: http://img238.imageshack.us/img238/911/abiishaqtq2.jpg); Da’i Jum’iyyah Ihya’ut Turats, Lajnah Syarq Asia telah mengundang beberapa da’i sebagai berikut:
a. Khalid Sulthan (Ketua Lajnah Kalimatuth Thayib)
b.Daud Al-As’Usi (Merangkap Imam dan Khatib Masjid Daud, Faiha, Kuwait)
c. Abdullah As-Sabt
d.Yusuf Utsman Ba’isa (kerja sama dengan Al-Irsyad Al-Islamiyyah cabang Kuwait dalam daurah Syar’iyyah Syaikh Al-Albani I)1)
= = = = = = = = = = == = == = = = =
MUTIARA HIKMAH SALAF
MUTIARA HIKMAH SALAF
Berkata Imam Al-Barbahari : “Jika kamu melihat seseorang mencela salah seorang sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya dia telah mengucapkan kata-kata yang buruk dan termasuk ahli ahwa’.” (Syarhus Sunnah no. 133)
Berkata Fudhail bin Iyadl : “Siapa yang duduk dengan ahli bid’ah maka berhati-hatilah darinya dan siapa yang duduk dengan ahli bid’ah tidak akan diberi Al-Hikmah. Dan saya ingin jika antara saya dan ahli bid’ah ada benteng dari besi yang kokoh. Dan saya makan disamping Yahudi dan Nashrani lebih saya sukai daripada makan di sebelah ahli bid’ah” (Al-Lalika’i 4/638 no. 1149).
Hanbal bin Ishaq berkata:’Saya mendengar Abu Abdillah (Imam Ahmad) berkata : “Tidak pantas seseorang itu bersikap ramah kepada ahli bid’ah, duduk dan bergaul dengan mereka”. (Al-Ibanah 2/475 no. 495).
Abu Qilabah berkata : “Janganlah kamu duduk bersama ahli ahwa’ dan jangan berdialog dengan mereka, sebab sesungguhnya saya tidak aman kalau-kalau mereka membenamkan kamu dalam kesesatan mereka atau mengaburkan apa-apa yang kamu telah ketahui.” (Al-Bida’ 55, Al-I’tisham 1/172, Al-Lalika’i 1/134 no. 244, Ad-Darimi 1/120 no. 391, Al-Ibanah 2/473 no. 369, Asy-Syari’ah 61)
Fudhail bin Iyadl berkata : “Janganlah kamu bermajelis dengan ahlul bid’ah, sebab sesungguhnya saya khawatir kamu tertimpa laknat.” (Al-Lalika’i 1/137 no. 261 dan 262).
Al-Hasan Al-Bashri dan Ibnu Sirin berkata : “Janganlah kamu bermajelis bersama ahlul ahwa’, jangan kamu berdialog bersama mereka dan jangan dengar ucapan mereka.” (Al-Ibanah 2/444 no. 395, Ad-Darimi 1/121 no. 401).
Berkata Al-Hasan Al-Bashri : “Janganlah kamu bermajelis dengan ahli ahwa’ sebab yang demikian menjadikan hati berpenyakit.” (Al-Bida’ 54, Al-Ibanah 2/438 no. 373)
Mujahid berkata : “Janganlah kamu berada dalam satu majelis dengan ahli ahwa’ sebab mereka mempunyai cacat seperti kurap.” (Al-Ibanah 2/441 no. 382)
MUTIARA FATWA ULAMA
Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah ditanya:
Soal: Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu. Hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam dalam hal perpecahan umat : “…akan terpecah umatku menjadi 73 golongan, semua di Neraka kecuali satu…dan seterusnya”. Apakah Jama’ah Tabligh dengan kesyirikan dan bid’ah yang mereka miliki, juga jama’ah Ikhwanul Muslimin dengan kekelompokan mereka dan ketidaktaatan kepada penguasa…Apakah kedua golongan ini masuk ke dalam kelompok-kelompok yang binasa ?”
Jawab: “Masuk ke dalam kelompok yang 72 golongan. Dan siapa saja yang menyelisihi aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka masuk yang 72 golongan. Yang dimaksud dengan kata umatku adalah umat ijabah, yakni umat yang menyambut seruan Allah dan menampakkan diri bahwa mereka mengikuti Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam. Mereka ada tujuh puluh tiga golongan. Yang selamat adalah yang mengikuti beliau Shalallahu ‘alaihi wa salam dan istiqomah di atas agamanya. Sedangkan yang 72 golongan, diantara mereka ada yang kafir, ahli maksiat, dan ada yang ahli bid’ah, bermacam-macam”.
Soal: “Yakni, dua golongan ini termasuk dari 72 golongan itu?”
Jawab: “Ya, termasuk dari 72 golongan itu” (Diambil dari salah satu rekaman kaset pelajaran Al-Muntaqa di kota Tha’if, 2 tahun sebelum wafatnya Syaikh rahimahullah)
Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah: “Tidaklah benar bila dikatakan bahwa Ikhwanul Muslimin termasuk Ahlus Sunnah” (Diambil dari kaset dengan judul Fatwa para ulama seputar Jama’ah Tabligh dan Ikhwanul Muslimin. Studio Minhajus Sunnah, Riyadl)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya:
Soal: Apakah ada nash-nash dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam yang memperbolehkan berbilangnya kelompok-kelompok atau ikhwan?”
Jawab: “Dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah tidak ada sesuatu yang membolehkan berbilangnya kelompok-kelompok dan jama’ah-jama’ah. Bahkan yang ada, Al-Qur’an maupun As-Sunnah mencela hal itu. Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat” (QS. Al-An’am: 159).
Dan Allah berfirman:
….كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (53) سورة المؤمنون
“Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (QS. Al-Mukminun: 53).
Tidak diragukan bahwa kelompok-kelompok ini bertolak belakang dengan apa yang Allah perintahkan, bahkan apa yang Allah perintahkan dalam firman-Nya:
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ (52) سورة المؤمنون
“Sesungguhnya agama tauhid ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Rabbmu, maka bertaqwalah kepada-Ku” (QS. Al-Mukminun: 52).
Adapun ucapan sebagian orang bahwa tidak mungkin dakwah akan kuat kecuali jika berada di bawah kelompok/organisasi, maka kami katakan: “Ini tidak benar. Bahkan dakwah akan semakin kuat setiap kali seseorang semakin bernaung di bawah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam serta mengikuti jejak Nabi dan para Khulafa’ ar-Rasyidin.” (Dari kitab Jama’ah Wahidah Laa Jama’at, Syaikh Rabi’ bin ‘Umair Al-Madkhali hafizahullah)
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya : “Apakah jama’ah-jama’ah yang ada termasuk dalam 72 golongan yang binasa?”
Jawab: “Ya, semua yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama’ah berupa kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam, (menyelisihi) dalam hal dakwah atau dalam hal aqidah, atau sesuatu dari pokok-pokok iman, maka ia termasuk ke dalam 72 golongan. Dan ia masuk dalam ancaman dan terkena celaan serta hukuman sesuai kadar penyelewengannya”.
Beliau hafizahullah juga ditanya:
Soal:“Apa hukum keberadaan kelompok-kelompok seperti Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir dan lain-lain di negeri muslimin secara umum?”
Jawab:“Jama’ah-jama’ah pendatang ini wajib untuk tidak kita terima. Karena mereka ingin menyelewengkan kita dan memecah belah kita. Menjadikan (ummat) yang ini ikut Jama’ah Tabligh, (ummat) yang ini ikut Ikhwanul Muslimin, yang ini begini…Kenapa berpecah seperti ini? Ini termasuk kufur terhadap ni’mat Allah. Kita berada di atas satu jama’ah dan agama kita jelas. Kenapa kita menjadikan yang rendah sebagai pengganti yang baik?” (Dari kitab Al-Ajwibatul Mufidah)
= = = = = = =
Telah berkata Firanda Andirja dalam bukunya : “Kalau benar yang kalian katakan, maka perkaranya bukan pada PUSAT YAYASAN tersebut, namun masalahnya kembali ke cabang yayasan tersebut…” (Lerai…, hal: 236-237).
Benarkah apa yang telah diucapkan oleh Firanda dan pengikutnya, Abu Salma Al-Atsari. Insya Allah akan kita buktikan dalam tulisan ini, tak lupa kami akan sertakan gambar untuk membungkam dalih-dalih mereka.
Sengaja kami sajikan Mutiara Hikmah Salaf dan Mutiara Fatwa pada tulisan ini –sebagai pengingat- akan bahaya bermajelis dengan ahlul ahwa’ wal bida’ dan sesatnya Jama’ah Ikhwanul Muslimin. Namun sangat disanyangkan yayasan yang telah dibela mati-matian oleh Firanda CS, Abu Salma telah rela bermajelis, meminta bantuan bahkan berkoalisi politik dengan ahlul bid’ah wal ahwa’, semisal Syi’ah dan Ikhwanul Muslimin.
Berikut bukti-bukti file tersebut –dan tersenyumlah engkau, wahai Abu Salma dengan bukti-bukti ini-:
1.Surat resmi Jum’iyyah Ihya’ut Turats Lajnah Da’wah Wal Irsyad cabang Shabahiyah-Kuwait kepada pengusaha Syi’ah, Syarikah Aulad Zaid Al-Kazami
2.Pembelaan Ahmad Baqir (Turatsi) kepada Syi’ah. Beliau mengatakan : “Tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syi’ah”. Benarkah????
3.Nadzom Sulthan Al-Mishbah dan DR. Fahd berkumpul dengan Ikhwani (Nashir Shani’), Syi’i (Adnan Abdus Shomad), dan Almani (Abdullah An-Naibari)
4.Kantor Pusat Jum’iyyah Ihya’ut Turats (Qurthuba, Kuwait) undang Mufti Ikhwanul Muslimin, Khalid Madkur.
5.Abdurrahman Abdul Khaliq dan Turatsi (Hai Al-Hai, Khalid Sulthan, Utsman Khamis, Basam Syathi) (Cat: Lihat tahun diadakannya kegiatan, 1424H)
6.Ahmad Al-Qaththan (Turatsi) bermajelis dengan Jum’iyyah Al-Ishlah (Ikhwani)
7.Turatsi (Khalid Sulthan, Salim Nasyi) bermajelis dengan Partai Ikhwanul Muslimin, Harokah Dusturiyyah Al-Islamiyyah
8.Jum’iyyah Ihya’ut Turots dan Quthbiy (Muhammad Hasan Al-Mishriy)
Siapakah Muhammad Hasan?, klik:
9.Turotsi (Rukhoyis Al-Inazi, Abdurrahman Shahud, Farhan Ubaid) dan Ikhwaniy (Lajnah Ta’rifu bil Islam cabang Jahra-Kuwait)
10.Jum’iyyah Ihya’ut Turots dan Abdurrahman Abdul Kholiq
11.Turotsi (Utsman Al-Khomis, DR.Sa’id Musafar) kumpul dengan Muhammad Hasan Al-Mishriy dan Adnan Ar’ur di Bahrain.
Maka bukti-bukti manakah yang dapat kalian ajukan kepada umat untuk melindungi ke-hizbi-an Jum’iyyah Ihya’ut Turats ??!. Tunjukkanlah BURHAN kalian, jika kalian orang-orang yang benar!!
Kemudian, Al-Akh Firanda berhujjah dengan buku Syahadat Muhimmah Liulama’ Al-Ummah fii Manhaj wa A’mal wa Ishdarot Jum’iyyah Ihya’ut Turats Al-Islami untuk membela Ihya’ut Turats. Benarkah apa yang dikatakan oleh Firanda bahwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah dalam fatwa terakhirnya mentazkiyyah Ihya’ut Turats? Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah, Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Muhammad Alu Syaikh (Mufti Saudi Arabiyah), Syaikh Shalih bin Abdil Aziz Alu Syaikh, Syaikh Shalih bin Abdillah bin Humaid, Syaikh Bakr Abu Zaid, Syaikh Ali bin Muhammad Nashir Faqihi telah mentazkiyyah Ihya’ut Turats? Dalam hal apakah masyaikh tersebut mentazkiyyah Jum’iyyah Ihya’ut Turats? Insya Allah, semua pertanyaan ini akan terjawab pada tulisan kami mendatang –bi idznillah- dan tidak ketinggalan akan kami sertakan bukti-bukti sehingga akan semakin kokoh hujjah kami.
Wa akhiru da’wana anil hamdu lillahi Rabbil alamin.
Ditulis oleh hamba yang selalu mengharapkan ampunan-Nya;
Kuwait; 21 Dzulhijjah 1427 H/10 Januari 2007 M.
Abu Muhammad Abdurrahman bin Sarijan
Kuwait; 21 Dzulhijjah 1427 H/10 Januari 2007 M.
Abu Muhammad Abdurrahman bin Sarijan
· Data diperbaharui tgl 24 Dzulhijjah 1427/13 Januari 2007 M.
Catatan kaki:
1) Pada saat pulang ke Indonesia Yusuf Utsman Ba’isa membawa kutaib (menurut pegawai dan da’i dari Lajnah Syarq Asia Ihya’ut Turots –Abu ‘Umair Faruq- beliau (Yusuf) membawa 1 (satu) karton) dengan judul Aqwal Wa Fatawa Al-Ulama’ Fiit Tahdzir min Jama’atil Hajri wat Tabdi’. Dipersembahkan oleh Kumpulan Penuntut Ilmu. Kutaib ini berasal dari kantor pusat Jum’iyyah Ihya’ut Turats, Qurthuba-Kuwait dan alhamdulillah kami memiliki bukti dengan adanya kutaib tersebut pada kami. Klik disini: http://img126.imageshack.us/img126/3008/ahalhajrsampulny1.jpg.
0 komentar:
Post a Comment