Home » , , » Petir Bagi Penyanjung Bid'ah Hasanah

Petir Bagi Penyanjung Bid'ah Hasanah

PETIR BAGI PENYANJUNG BID’AH HASANAH
Oleh:Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin


Samahatusy Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin rahimahullah ditanya tentang cara menyanggah ahlul bid’ah yang berhujjah dengan dalil:”Barangsiapa yang membuat suatu kebaikan dalam Islam…” dalam membenarkan kebid’ahan mereka?

Jawab: Kita menyanggah mereka dan kita katakan bahwa sesungguhnya orang yang telah bersabda:“Barangsiapa yang membuat kebaikan dalam Islam, maka ia mendapat pahala dari amalannya dan dari orang-orang yang mengikutinya”adalah juga orang yang telah bersabda:“Hendaknya kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa’ Ar-Rosyidin yang mendapat petunjuk setelahku. Waspadalah terhadap perkara-perkara yang baru (dalam agama) karena setiap perkara yang baru (dalam agama) adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah sesat dan setiap yang sesat di Neraka”.

Atas dasar inilah, ada sabda beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:“Barangsiapa yang berbuat kebaikan dalam Islam”.Kita harus memperhatikan asbabul wurudnya (=sebab-sebab turunnya hadits, pent). Sebab turunnya hadits ini adalah, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan BERSODAQOH untuk kaum yang tertimpa musibah, orang yang membutuhkan serta mereka yang faqir. Maka datanglah seorang laki-laki dengan membawa segenggam perak lalu diletakkannya di hadapan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Barangsiapa yang membuat suatu kebaikan dalam Islam, maka baginya pahala dari amalnya dan dari orang yang mengamalkannya sampai hari kiamat”. Bila kita mengetahui penyebab adanya hadits ini lalu kita terapkan maknanya, maka menjadi jelas bahwa maksud membuat SUNNAH adalah membuat AMAL, bukan membuat syari’at. Karena membuat syari’at adalah hanya hak Allah dan Rasul-Nya. Dan hadits yang berbunyi “Barangsiapa yang membuat sunnah” maksudnya adalah MEMULAI AMALAN SUNNAH dan manusia mengikutinya, maka ia mendapatkan pahala dari amalannya dan juga dari orang yang ikut mengamalkannya. Inilah makna yang dimaksud dalam hadits itu dan juga makna dari hadits “Barangsiapa yang membuat suatu kebaikan” adalah BARANGSIAPA YANG MEMBUAT SUATU SARANA UNTUK IBADAH DAN MANUSIA MENGIKUTINYA, seperti mengarang kitab, mengklarifikasikan ilmu, membangun madrasah (sekolah) dan yang semacamnya. Ini semua adalah sarana yang dibutuhkan oleh syari’at.

Bila seseorang mengawali pembuatan sarana seperti ini, yang digunakan untuk kebutuhan syari’at, tidaklah terlarang dan hal itu termasuk dalam pengertian hadits di atas.

Jikalau makna dari hadits itu adalah BAHWA MANUSIA BOLEH MEMBUAT SYARI’AT MENURUT KEHENDAKNYA, berarti agama Islam ini belum sempurna dimasa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan setiap manusia akan mempunyai syari’at dan manhaj sendiri. Bila mereka yang mengerjakan kebid’ahan menyangka bahwa ini adalah bid’ah hasanah maka sangkaan itu adalah salah, karena (sangkaan ini) mendustakan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu “setiap bid’ah adalah sesat“.


Dinukil dari: Majmu’ Fatawa Arkanil Islam, soal no. 88



0 komentar:

ANDA MEMBUTUHKAN BIBIT MANGGA BERKWALITAS?

Kami Bibit Unggul Nursery menyediakan berbagai Bibit Mangga Berkwalitas, missal: Mangga Erwin/Irwin, Mangga Kiojay, Mangga Chokanam, mangga Namdokmay, Mangga Mahatir. Kami juga menyediakan Bibit Durian Monthong, Durian Bhineka Bawor, Jeruk Chokun, Jeruk Santang.

Segera Hubungi Kami di:

0852-2081-6455.

Lengkapi koleksi kebun Anda dengan Bibit Berkwalitas dari kami

Kami siap melayani pembelian(Grosir dan Eceran) bibit dari seluruh Indonesia dengan kwalitas bibit unggulan dan harga terjangkau.

Komentar Terbaru