Home » » SUNNAHNYA SHOLAT QOBLA DAN BADA ASHAR

SUNNAHNYA SHOLAT QOBLA DAN BADA ASHAR


SUNNAHNYA SHOLAT QOBLA DAN BA’DA ASHAR
Oleh: Abdurrahman bin Sarijan

Pendahuluan,
Segala puji bagi Allah semata, sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada Nabi akhir zaman, keluarga, serta para sahabatnya.
Amma ba’du,
Sesunggunya sebaik-baiknya kalam adalah kalamullah, dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang mana ia tidak memerintahkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya malainkan berdasarkan wahyu.
Allah Ta’ala berfirman,
$tBur ß,ÏÜZtƒ Ç`tã #uqolù;$# ÇÌÈ   ÷bÎ) uqèd žwÎ) ÖÓórur 4ÓyrqムÇÍÈ  
Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) (QS. An Najm: 3-4).
Dan diantara petunjuk dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita adalah telah tsabitnya tentang perintah mengerjakan sholat sunnah sebelum dan sesudah sholat Ashar.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan artikel ini masih banyak orang yang belum mengetahuinya, oleh karenanya kami berusaha menuliskannya seilmiyah mungkin.
Dengan memohon pertolongan-Nya kami mulai penulisan artikel ini.
1.          Sholat Sunah Rawatib Qobla Ashar
Pembaca yang dirahmati Allah. Pembahasan Sholat sunnah rawatib Qobla Ashar ini meliputi hal-hal berikut;
1.1        Hukumnya
1.2       Keutamaannya
1.3       Sifatnya
Adapun pembahasan lebih rincinya adalah sebagai berikut;
Pertama: Hukumnya
Sholat rawatib qobla Ashar adalah termasuk sunnah(1) yang dianjurkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, sekaligus dipraktekkan oleh beliau. Dengan demikian, melaksanakan dan mendawamkannya adalah termasuk perbuatan yang disunnahkan.
Kedua: Keutamaannya.
Mengenai keutamaan sholat sunnah rawatib qobla Ashar diterangkan dalam hadits berikut ini.
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, dia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( رَحِمَ اللهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا ))
“Allah akan mengasihi orang yang mengerjakan sholat empat raka’at sebelum Ashar” (2)
Ketiga: Sifatnya
Sholat rawatib Ashar berjumlah empat raka’at yang dikerjakan secara bersambung dengan dua tasyahud, sebagaimana sholat-sholat empat raka’at lainnya, dengan salam pada raka’at terakhir. Sholat rawatib Ashar dikerjakan sebelum sholat Ashar.
Dari Ashim bin Dhamroh, ia berkata, “Aku bertanya kepada Ali bin Abi Tholib tentang sholat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pada siang hari sebelum sholat fardhu?......., ia berkata,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي حِيْنَ تَزِيْغُ الشَّمْسُ رَكْعَتَيْنِ, وَقَبْلَ نِصْفِ اَلنَّهَارِ أَرْبَعَ رَكْعَاتٍ, يَجْعَلُ التَّسْلِيْمَ فِيْ آَخِرِهِ.
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sholat dua raka’at saat matahari tergelincir dan empat raka’at sebelum pertengahan siang dengan mengucapkan salam pada raka’at terakhir”(3)


2.         Sholat Sunnah Ba’da Ashar
Pembaca yang dirahmati Allah. Di atas kita telah mengetahui bahwa sholat sunah Rawatib qobla Ashar telah tsabit hukumnya dalam syari’at ini. Selanjutnya dalam pembahasan sholat sunnah ba’da Ashar ini akan kami kemukakan tentang;
2.1 Hukumnya
2.2 Sifatnya
Berikut keterangan secara rincinya.
Pertama: Hukumnya
Telah diriwayatkan dalam hadits yang panjang dari Kuraib –pembantu Ibnu Abbas- bahwa Abdullah bin Abbas, Abdurrahman bin Azhar dan Al Miswar bin Makramah pernah mingirimkannya untuk menemui Aisyah –istri Nabi shalallahu a’alaihi wa sallam-, maka mereka berkata, “Sampaikan salam kami semua kepadanya dan tanyakan tentang dua raka’at rawatib setelah sholat (Ashar) dan katakan pula, ‘kami pernah diberitahu bahwa engkau mengerjakannya, padahal kami pernah mendengar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang melakukan hal tersebut? (Ibnu Abbas mengatakan, ‘Bersama Umar bin Al Khoththob, aku pernah memukul orang-orang yang mengerjakannya’). Kuraib berkata, “Lalu aku masuk menemui Aisyah dan menyampaikan pesan kepadanya yang karenanya mereka mengutus diriku. Maka Aisyah berkata, ‘Tanyakan kepada Ummu Salamah’. Kemudian aku pun keluar menemui mereka dan menceritakan apa yang disampaikan Aisyah. Selanjutnya, mereka pun mengirimku kepada Ummu Salamah untuk menanyakan hal yang sama seperti mereka mengutusku kepada Aisyah, Maka Ummu Salamah bercerita, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang melakukan kedua raka’at tersebut setelah Ashar, kemudian aku sempat menyaksikan beliau shalallahu a’laihi wa sallam mengerjakannya. Pada saat mengerjakannya, beliau telah mengerjakan sholat Ashar dan kemudian masuk rumah, sedang bersamaku terdapat beberapa wanita dari Bani Haram dari kalangan kaum Anshor. Lalu beliau mengerjakan sholat dua raka’at itu. Kemudian aku mengutus budak kepada beliau. Kukatakan kepadanya, berdirilah di samping beliau dan katakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, Ummu Salamah berkata, ‘Sesungguhnya aku pernah mendengar engkau melarang kedua sholat ini, tetapi aku melihat engkau mengerjakannya?”. Jika beliau memberi isyarat dengan tangan, maka mundurlah. Kuraib melanjutkan ceritanya, maka budak itu melakukannya. Lalu Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memberi isyarat dengan tangan, dan dia pun mundur. Dan setelah berbalik, beliau bersabda, “Wahai puteri Abu Umayyah, engkau bertanya tentang dua raka’at setelah Ashar? Sesungguhnya aku telah didatangi oleh beberapa orang dari Abdul Qois untuk mengislamkan beberapa orang dari kaumnya, sehingga aku tidak sempat mengerjakan sholat rawatib dua raka’at setelah Zhuhur. Dan yang saya kerjakan itu adalah sholat rawatib Zhuhur” (4)
Dalam hadits di atas menunjukkan beberapa hal, yaitu:
a.         Disyari’atkannya mengqodho’ sunnah rawatib setelah Zhuhur jika tertinggal mengerjakannya.
b.         Disunnahkannya sholat dua raka’at setelah Ashar(5), kecuali pada saat matahari telah tenggelam, maka hal ini terlarang.
Diriwayatkan Dari Ali bin Abi Tholib radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ, إِلاَّ وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ.
“Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari mengerjakan sholat setelah Ashar, kecuali jika matahari masih tinggi”(6).
لاَ تُصَلُّوْا بَعْدَ الْعَصْرِ, إِلاَّ أَنْ تُصَلُّوْا وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ.
“Janganlah kalian sholat setelah Ashar, kecuali jika kalian mengerjakannya ketika matahari masih tinggi”(7).
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata,
مَا تَرَكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّجْدَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ عِنْدِيْ قَطُّ
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan sholat dua raka’at setelah Ashar”.(8)
Masih dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata,
صَلاَتاَنِ مَا تَرَكَهُمَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ بَيْتِيْ سِرًّا وَلاَ عَلاَنِيَةً, رًكْعَتَانِ قَبْلَ اَلْفَجْرِ, وَرَكْعَتَانِ بَعْدَ الْعَصْرِ.
“Dua sholat yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam baik itu sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dalam pelaksanaannya di dalam rumahku adalah, dua raka’at sebelum Fajar (Shubuh) dan dua raka’at setelah Ashar”.(9)
Kedua: Sifatnya
Adapun mengenai sifat sholatnya berjumlah dua raka’at dan dilaksanakan setelah sholat Ashar. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits-hadits berikut, yaitu;
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata,
مَا تَرَكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّجْدَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ عِنْدِيْ قَطُّ
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan sholat dua raka’at setelah Ashar”.(10)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata,
صَلاَتاَنِ مَا تَرَكَهُمَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ بَيْتِيْ سِرًّا وَلاَ عَلاَنِيَةً, رًكْعَتَانِ قَبْلَ اَلْفَجْرِ, وَرَكْعَتَانِ بَعْدَ الْعَصْرِ.
“Dua sholat yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam baik itu sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dalam pelaksanaannya di dalam rumahku adalah, dua raka’at sebelum Fajar (Shubuh) dan dua raka’at setelah Ashar”.(11)
Catatan Kaki:
1.      Lihat Al Mughni, II/125; Al Majmuu’ Syarhul Muhadzdzab, IV/8.
2.      HR. Ahmad, IV/203; At Tirmidzi no. 430; Abu Dawud no. 1271. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Sunan Abi Dawud no. 1271.
3.      HR. An Nasa’i no. 875. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shohih Sunan An Nasa’i no. 875; Ibnu Majah no. 1161.
4.     HR, Al Bukhori no. 1233; Muslim no. 834 dan hadits ini merupakan lafazhnya.
5.     Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, “Dua sholat yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam baik itu sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dalam pelaksanaannya di dalam rumahku adalah, dua raka’at sebelum Fajar (Shubuh) dan dua raka’at setelah Ashar”. HR An Nasa’i no. 577. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih An Nasa’i no. 577; Irwa’ul Gholil, II/188-189; Ash Shohihah no. 3174.
6.     HR. Abu Dawud no. 1274. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Sunan Abi Dawud no. 1274.
7.     HR. Ahmad, I/130; Lihat Silsilah Ahadits Ash Shohihah no. 200.
8.     HR. An Nasa’i no. 574; Al Bukhori no. 591; Muslim, II/211. Lafazh hadits ini milik An Nasa’i. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shohih Sunan An Nasa’i no. 574.
9.     HR An Nasa’i no. 577. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih An Nasa’i no. 577; Irwa’ul Gholil, II/188-189; Ash Shohihah no. 3174.
10.   HR. An Nasa’i no. 574; Al Bukhori no. 591; Muslim, II/211. Lafazh hadits ini milik An Nasa’i. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shohih Sunan An Nasa’i no. 574.
11.    HR An Nasa’i no. 577. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih An Nasa’i no. 577; Irwa’ul Gholil, II/188-189; Ash Shohihah no. 3174.

0 komentar:

ANDA MEMBUTUHKAN BIBIT MANGGA BERKWALITAS?

Kami Bibit Unggul Nursery menyediakan berbagai Bibit Mangga Berkwalitas, missal: Mangga Erwin/Irwin, Mangga Kiojay, Mangga Chokanam, mangga Namdokmay, Mangga Mahatir. Kami juga menyediakan Bibit Durian Monthong, Durian Bhineka Bawor, Jeruk Chokun, Jeruk Santang.

Segera Hubungi Kami di:

0852-2081-6455.

Lengkapi koleksi kebun Anda dengan Bibit Berkwalitas dari kami

Kami siap melayani pembelian(Grosir dan Eceran) bibit dari seluruh Indonesia dengan kwalitas bibit unggulan dan harga terjangkau.

Komentar Terbaru