Aqidah Ahlus Sunnah Dalam Masalah Asma' Dan Shifat

AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
DALAM MASALAH ASMA’ DAN SHIFAT
Oleh: Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin

Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin rahimahullah ditanya:”Apa aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah tentang nama-nama Allah dan shifat-shifat-Nya? Apa beda antara nama dan shifat? Apakah menetapkan nama mengharuskan menetapkan shifat dan menetapkan shifat harus menetapkan nama?

Jawab: Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah tentang nama-nama dan shifat-shifat Allah yaitu menetapkan nama-nama dan shifat-shifat-Nya yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri tanpa tahrif1) , ta’thil2), takyif3) dan tamtsil4).

Perbedaan antara nama dan shifat adalah bahwa nama adalah apa yang Allah namakan dengannya dan shifat adalah apa yang Allah shifatkan dengannya dan antara keduanya ada perbedaan yang jelas.

Nama adalah pengetahuan tentang Allah Azza wa Jalla yang mencakup shifat atau mengandung pengetahuan tentang shifat, misal:“Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penyayang”. Al-Ghafur (Maha Pengampun) adalah nama yang mengharuskan darinya shifat maghfirah dan Ar-Rohiim mengharuskan darinya penetapan shifat rahmat.

Sedangkan penetapan shifat tidak mengharuskan menetapkan nama, misalnya shifat kalam (=bicara) tidak mengharuskan kita menetapkan untuk Allah nama mutakallim (=Yang Maha Bicara). Oleh karena itu shifat-shifat itu lebih luas, karena setiap nama mengandung shifat sedangkan tidak setiap shifat mengandung nama.


Dinukil dari: Majmu’ Fatawa Arkanil Islam, soal no. 30

Catatan Kaki:

1)Tahrif adalah merubah makna atau lafazh nama-nama dan shifat-shifat Allah. Misal Istawa dirubah menjadi Istaula.

2) Ta’thil adalah meniadakan shifat Allah Azza wa Jalla.

3)Takyif adalah mempertanyakan bagaimana shifat Allah, misal:”Bagaimanakah Allah beristawa’?” Bagaimanakah Tangan Allah?

4)Tamtsil adalah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Misal: Dzat Allah sama seperti dzat kita dll. (Penterjemah)