Home » , » Peringatan Yang Terabaikan

Peringatan Yang Terabaikan

Peringatan sebagai rahmat
Di antara rahmat dan kasih sayang Allah terhadap umat ini Ia adalah tidak akan mengadzab umat secara merata se-kaligus. Dengan sebab barakah do’a Ra-sulullah صلى الله عليه وسلم agar tidak me-ngadzab umat ini secara merata.
وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي ِلأُمَّتِي أَنْ لاَيُهْلِكَهَا بِسِنَةٍ عَامَةٍ... (رواه مسلم في كتاب الفتن وأشراط الساعة
…Dan aku meminta kepada Rabb-ku un-tuk umatku agar Allah tidak membi-nasakan umat ini dengan paceklik yang merata…(HR. Muslim dalam kitab al-Fitan wa Asyrathu as-Sa’ah)

Umat ini mendapatkan adzab se-bagian kecil dari mereka sebagai pe-ringatan untuk yang lainnya, maka kita bersyukur pada Allah سبحانه وتعالى dengan rahmat-Nya ini dan mengambil bencana yang Allah سبحانه وتعالى timpakan pada suatu kaum sebagai pelajaran dan peringatan.

Bencana karena dosa
Bencana yang terjadi pada umat ini, apakah gempa, banjir, gunung meletus, dan lain-lain merupakan adzab bagi seba-gian mereka. Itupun masih banyak dosa-dosa yang dimaafkan.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan musibah apapun yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuat-an tangan kalian sendiri. Dan Allah me-maafkan sebagian besar (dari kesa-lahan-kesalahan kalian). (asy-Syuraa: 30)

Allah سبحانه وتعالى juga berfirman:
فَكُلاًّ أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ اْلأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Maka masing-masing (mereka itu) Kami adzab disebabkan dosanya. Di antara mereka ada yang Kami timpakan kepa-danya hujan batu, di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang meng-guntur, di antara mereka ada yang Ka-mi benamkan ke dalam bumi, dan di an-tara mereka ada yang Kami tenggelam-kan (dalam air), dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (al-Ankabut: 40)

Analisa yang dilakukan oleh para ilmuwan, peneliti dan profesor-profesor tidak lain hanyalah berbicara tentang se-bab-akibat, Untuk itu jangan melupakan Allah yang menakdirkannya. Apakah de-ngan ilmu yang mereka miliki bisa men-cegah terjadinya gunung meletus atau gempa bumi? Manusia hanya bisa mem-perkirakan akan terjadi letusan gunung berapi dan mengungsikan orang-orang dari gunung yang diperhitungkan akan meletus tersebut. Mereka tidak pernah memperkirakan bahwa setelah mereka turun ke bawah, justru terjadi gempa bu-mi yang sangat dahsyat yang tidak per-nah diperhitungkan sama sekali. Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan ha-nyalah: “Pusat gempa berada di laut” atau “kekuatan gempa 5,9 scala righter” atau kalimat-kalimat lain yang tidak da-pat menyelamatkan mereka sama sekali.

Oleh karena itu marilah kita bertau-bat kepada Allah, karena bencana ini mungkin disebabkan karena dosa-dosa kita yang terlalu besar dan banyak. Bah-kan telah tersebar praktek-praktek kesyi-rikan yang merupakan dosa yang paling besar di tengah-tengah masyarakat kita. Acara-acara syirik seperti ruwatan, sede-kah bumi, sedekah laut, pesta laut, se-sajen-sesajen untuk nyi loro kidul, ben-da-benda yang dianggap keramat, pusaka di keraton-keraton dan lain-lainnya, ajar-an siapakah semua itu?! Apakah yang de-mikian tidak menyebabkan Allah mur-ka?! Apakah kita belum dapat mengambil pelajaran dengan terjadinya Tsunami di daerah Sumatera sebelum ini?

Perhatikan firman Allah سبحانه وتعالى:
وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ ءَالِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ لَمَّا جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ (101) وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Karena itu tidaklah ber-manfaat sedikitpun kepada mereka sem-bahan-sembahan yang mereka seru se-lain Allah, di waktu adzab Rabb-mu da-tang. Dan sembahan-sembahan itu ti-daklah menambah kepada mereka kecu-ali kebinasaan belaka. Dan begitulah adzab Rabb-mu, apabila Dia meng-adzab penduduk negeri-negeri yang ber-buat dzalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.

Jangan merasa aman dari adzab Allah
Sungguh praktek-praktek kesyirikan yang terjadi di kota Yogyakarta dan se-kitarnya banyak pula terjadi kota-kota lain. Kemaksiatan-kemaksiatan seperti zina, khamr dan narkoba yang terjadi di kota Yogyakarta banyak pula terjadi di kota-kota lain. Kebid’ahan-kebid’ahan dan kesesatan-kesesatan yang terjadi di Yogyakarta banyak pula terjadi di kota-kota lain. Maka bencana yang kini terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya hendaklah menjadi peringatan terhadap daerah-daerah lain yang sementara ini masih aman. Kita tidak boleh merasa tenang se-lama praktek-praktek kesyirikan, kebid-’ahan dan kemaksiatan masih mendomi-nasi daerah kita.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ (97) أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ (98) أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari pada waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu me-rasa aman dari kedatangan siksaan Ka-mi kepada mereka pada waktu mataha-ri naik sepenggalah ketika mereka se-dang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidaklah ada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (al-A’raaf: 97-99)

Makna “tidak merasa aman” adalah takut kepada Allah, selalu berdoa dan berupaya untuk dijauhkan dari adzab dengan meninggalkan kesyirikan, kebid’ahan dan kemaksiatan.

Mencegah bencana dengan Taubat
Bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى dan merubah perilaku kita adalah satu-satu-nya upaya untuk mencegah terjadinya “bencana alam”. Dan sesungguhnya Allah-lah yang menakdirkan terjadinya seluruh bencana-bencana tersebut de-ngan keadilan dan hikmah-Nya yang sangat besar. Alam tidak memiliki kekuasa-an apapun. Ia tidak menakdirkan, tidak dapat menentukan dan tidak pula dapat mencegahnya, karena ia memang bukan tuhan.

Syaikh Muqbil bin Hadi رحمه الله berkata: ”Barang siapa yang menyan-darkan kejadian-kejadian kepada alam dengan memaksudkan bahwa alamlah yang mengatur dan menentukan maka dia kafir”. (Majmu’atur Rasa’il, pada risalah Idlahul Maqal Fi Asbabiz Zilzal, hal. 142).

Maka aqidah yang harus diyakini oleh setiap muslim adalah tidak akan ada satu pun makhluk yang dapat menghala-ngi terjadinya bencana yang Allah takdir-kan kecuali dengan bertaubat dan ber-doa kepada-Nya.

Perhatikanlah apa yang telah diupa-yakan oleh orang-orang terdahulu yang jauh lebih kuat dari kita bahkan rumah-rumah mereka diukir dari batu yang ta-han gempa. Namun apa yang terjadi? Karena kekafiran mereka, Allah adzab mereka dengan cara lain, yaitu dengan suara melengking tinggi yang memu-tuskan jantung-jantung mereka. Atau Allah adzab mereka dengan udara dingin tujuh hari delapan malam yang membu-nuh mereka secara keseluruhan. Allah سبحانه وتعالى berfirman tentang kaum ‘Ad dan kaum Tsamud:
كَذَّبَتْ ثَمُودُ وَعَادٌ بِالْقَارِعَةِ (4) فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ (5) وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ (6) سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ (7) فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ
Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendus-takan hari kiamat. Adapun kaum Tsa-mud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang luar biasa, Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus. maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon korma yang telah lapuk. Maka kamu tidak me-lihat seorangpun yang tersisa di antara mereka. (al-Haaqah: 3-8)

Maka jadilah mereka bangkai-bangkai yang berserakan di rumah-rumah mereka yang masih utuh. Sebagaimana Allah kisahkan dalam ayat lain:
وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang dzalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka. (Huud: 67)

Untuk itu janganlah kita mengan-dalkan kekuatan fisik seperti mereka da-hulu. Atau mengandalkan kecanggihan teknologi yang kita miliki untuk meng-hindar dari adzab Allah.Tidak ada satu pun yang dapat mencegahnya kecuali memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.

Bencana sebagai ujian
Kita tidak mengingkari adanya orang-orang shalih, ahli tauhid, atau ah-lus sunnah yang masih berada di atas jalan kebenaran di tengah-tengah mereka yang tertimpa bencana. Adzab tersebut bagi mereka merupakan ujian yang akan menambah pahala mereka dikarenakan kesabaran mereka.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Dan sungguh akan Kami berikan coba-an kepada kalian, dengan sedikit keta-kutan, kelaparan, kekurangan harta, ji-wa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka meng-ucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". (al-Baqarah: 155-156).

Amar Ma’ruf Nahi Mungkar mence-gah terjadinya bencana
Namun Allah سبحانه وتعالى memperingat-kan orang-orang yang shalih tersebut akan datangnya adzab yang jika turun tidak hanya mengenai orang yang dhalim saja akan tetapi adzab itu merata dan mengenai orang-orang yang shalih. Yang demikian agar orang-orang shalih terse-but mencegah kemungkaran-kemungkar-an yang ada di tengah mereka sebagai upaya menunda turunnya adzab.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah diri-diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (al-Anfaal: 25)

Diriwayatkan dari Zainab bintu Jahsy رضي الله عنها, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَيْلٌُ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجُ مِثْلُ هَذِهِ
Laa ilaha illallah, celaka negeri Arab dari kejelekan yang sudah dekat. Pada hari ini telah terbuka benteng Ya’juj wa Ma’juj seperti ini. (Sambil mengisyarat-kan dengan tangannya).

Maka Zainab bintu Jahsy رضي الله عنها pun berkata:
يَا رَسُوْلَ اللهِ أَنَهْلِكُ وَفِيْنَا الصَّالِحُوْنَ؟ قَالَ: نَعَمْ، إِذَا كَثُرَ الْخَبَثَ
“Wahai Rasulullah, apakah kita akan dibinasakan padahal di tengah-tengah kita ada orang-orang yang shalih? Ra-sulullah menjawab: “Ya, ketika telah merajalelanya kejelekan”. (HR. Bukhari Muslim) Wallahu a’lam
Ust. Muhammad Umar as-Sewed

Sumber: Risalah Dakwah AL MANHAJ Ma'had Dhiya'us Sunnah Cirebon Edisi: 105 Tahun 3

0 komentar:

ANDA MEMBUTUHKAN BIBIT MANGGA BERKWALITAS?

Kami Bibit Unggul Nursery menyediakan berbagai Bibit Mangga Berkwalitas, missal: Mangga Erwin/Irwin, Mangga Kiojay, Mangga Chokanam, mangga Namdokmay, Mangga Mahatir. Kami juga menyediakan Bibit Durian Monthong, Durian Bhineka Bawor, Jeruk Chokun, Jeruk Santang.

Segera Hubungi Kami di:

0852-2081-6455.

Lengkapi koleksi kebun Anda dengan Bibit Berkwalitas dari kami

Kami siap melayani pembelian(Grosir dan Eceran) bibit dari seluruh Indonesia dengan kwalitas bibit unggulan dan harga terjangkau.

Komentar Terbaru